Jumat, 02 November 2018

Reportase Perkuliahan Filsafat Pendidikan (4)


Reportase Perkuliahan Filsafat Pendidikan
Nama   : Nuari Nur Baeti
NPM   : 15120143
Kelas   : PGSD 7C

    Tanggal 30 Oktober merupakan pertemuan keenam Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Kegiatan perkuliahan yang dilakukan oleh mahasiswa PGSD ini diampu oleh Bapak Mohammad Aniq Khoirul Basya, S.Pd., M.Hum. Perkuliahan dimulai pada pukul 09.10 WIB di ruang GU 414 FIP, UPGRIS. 
Pada pertemuan kali ini Bapak Aniq membahas materi perbedaan negara dengan negri, dan perbedaan pendidikan dengan pengajaran. Kata negara sebenarnya berbeda dengan kata negri. Negri dalam bahasa rakyat adalah rakyat atau merakyat. Manusia cenderung pandai memaknai simbol (seniofic).
    Pendidikan dengan pengajaran sebenarnya berbeda.  Pengajaran hanya diajarkan habis itu ya sudah, maksudnya pengajaran cenderung hanya memberikan materi. Pendidikan itu adalah wadah untuk mendapat pengajaran, sedangkan pengajaran adalah bagian dari pendidikan. Diibaratkan Universitas itu pendidikannya dan fakultas itu pengajarannya. Pendidikan itu laku atau yang dilakukan sebagai tuntunan, tindakan. Pendidikan mempunyai dua pengertian yaitu Tarbiyah/Robun (ﮟﺐﻦ) atau pengusa dan adab atau peradaban. Robun (ﮟﺐﻦ) atau pengusa adalah orang yang mengajari, menjaga, pelestari, pengajaran. Pendidikan disini berarti bermaksud pengayoman. Sedangkan ada yang berpendapat bahwa pendidikan itu adab atau peradaban. Adab adalah mengakumulasi dari manusia yang beragam mencerminkan siapa diri mereka. Pengajaran adalah proses memberikan pengetahuan tentang laku atau tuntunan, dari yang tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai tujuan pendidikan. Contoh mengajarkan matematik yang sebenarnya mengajarkan logika, pola pikir untuk menyelesaikan masalah. Misalnya : 4 didapat dari penjumlahan bilangan 1+3=4 , 2+2=4.
   Menurut saya, perkuliahan Pak Aniq adalah sebuah sistem perkuliahan yang baik, dimana kita sebagai mahasiswa bisa mengerti dan memahami apa yang disampaikan oleh beliau, karena beliau tidak hanya menjelaskan saja melainkan juga memberikan contoh yang berkaitan dengan penjelasan tersebut , jadi mahasiswa bisa memahami dengan baik. 
   Berhubung jam perkuliahan terbatas, maka perkuliahan di akhiri dan dilanjutkan lagi di pertemuan minggu depan yaitu hari  Selasa 6 November 2018 . Demikian laporan reportase perkuliahan saya, sampai bertemu kembali di reportase selanjutnya..


Kamis, 18 Oktober 2018

Reportase Perkuliahan Filsafat Pendidikan (3)

Nama : Nuari Nur Baeti
NPM  : 15120143
Kelas : PGSD 7C

Reportase Perkuliahan Filsafat Pendidikan

    Tanggal 16 Oktober merupakan pertemuan kelima Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Kegiatan perkuliahan yang dilakukan oleh mahasiswa PGSD ini diampu oleh Bapak Mohammad Aniq Khoirul Basya, S.Pd., M.Hum. Perkuliahan dimulai pada pukul 09.10 WIB di ruang GU 414 FIP, UPGRIS. 
Pada pertemuan kali ini Bapak Aniq membahas materi sebelumnya atau mereview dari pertemuan sebelumya yaitu membahas mengenai akal, pendidikan yang dibawa oleh Ki Hajar Dewantara dan manusia. Akal sebenarnya itu digunakan untuk memfungsikan otak kanan dan otak kiri itu, dimana akal ini yang menggerakkan otak ke arah realitas atau asma. Akal itu letaknya misterius tanpa ada yang tau letak sebenarnya akal itu dimana, namun semua orang mempercayainya.
    Pada diri manusia terdiri dari tiga macam yaitu Ruang, Roh, dan Jasad atau raga. Ruang sebenarnya ada pada diri manusia sendiri atau lebih cenderung pada sifat asli dari orang itu sendiri. Orang kalau disuruh untuk memperagakan sifat atau pemikiran dari dari orang lain itu membutuhkan waktu yang lama. Sedangkan orang itu atau dirinya sendiri itu bisa membayangkan yang lebih jauh sehingga bisa berimajinasi menjelajah kemana saja sesuai yang ada pada alam dalamnya orang itu sendiri. Raga manusia terdiri dari dua yaitu Raga Kasar yang berupa fisik dan Raga Halus yang berupa anggapan orang lain atau sifat.
   Pendidikan yang dibawa oleh Ki Hajar Dewantara adalah pendidikan kesadaran yang mana pendidikan itu dilakukan berdasarkan kebutuhan seseorang. Setiap orang memerlukan pendidikan baik itu pendidikan formal maupun informal. Manusia menurut Ki Hajar Dewantara yaitu manusia merupakan Titah Tuhan. Titah bisa dimaksudkan bahwa seseorang itu punya jejak atau punya landasan atau punya darah. Contohnya Puri titah Wonosobo berarti Puri ini berasal dari wonosobo atau keturunan dari wonosobo. Titah Tuhan maksudnya manusia itu manusia jangan lari atau menjauh dari Tuhannya yang mana manusia itu harus berhati-hati karena Tuhan selalu mengawasi manusia atau manusia selalu diawasi oleh Tuhannya. Manusia diciptakan diakhir setelah semesta alam diciptakan, tujuannya supaya manusia merangkul semuanya. Tujuan untuk merangkul semua dialam semesta ini karena manusia diciptakan memiliki akal, hati dan nafsu yang berguna untuk merangkul atau mengelola semesta alam ini dengan sebaik-baiknya.  
   Menurut saya, perkuliahan Pak Aniq adalah sebuah sistem perkuliahan yang baik, dimana kita sebagai mahasiswa bisa mengerti dan memahami apa yang disampaikan oleh beliau, karena beliau tidak hanya menjelaskan saja melainkan juga memberikan contoh yang berkaitan dengan penjelasan tersebut , jadi mahasiswa bisa memahami dengan baik. 
   Berhubung jam perkuliahan terbatas, maka perkuliahan di akhiri dan dilanjutkan lagi di pertemuan minggu depan yaitu hari  Selasa 23 Oktober 2018 . Demikian laporan reportase perkuliahan saya, sampai bertemu kembali di reportase selanjutnya..



Jumat, 05 Oktober 2018

Reportase Perkuliahan Filsafat Pendidikan (2)


Nama : Nuari Nur Baeti
NPM   : 15120143
Kelas  : PGSD 7C
Reportase Perkuliahan Filsafat Pendidikan

   Semarang- Selasa 2 Oktober 2018 merupakan pertemuan ketiga mata kuliah Filsafat Pendidikan. Kegiatan perkuliahan yang dilakukan oleh mahasiswa PGSD ini diampu oleh Bapak Mohammad Aniq Khoirul Basya, S.Pd., M.Hum. Perkuliahan dimulai pada pukul 09.10 WIB di ruang GU 414 FIP, UPGRIS. 
   Pada perkuliahan ini Bapak Aniq membahas materi mengenai Pendidikan Nasional. Siapa tokoh Indonesia dibidang Pendidikan ini? Ki Hajar Dewantara merupakan tokoh pendidikan Indonesia atau biasa disebut dengan Bapak Pendidikan Indonesia. Nama asli Ki Hajar Dewantara ini adalah Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Mengapa Ki Hajar Dewantara ini tidak menggunakan nama aslinya? Karena pada saat itu Ki Hajar Dewantara ini tidak ingin semua orang tau kalau beliau dari keturunan ningrat.
   Apa itu Pendidikan Nasional? Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berasal dari rasa kemerdekaan yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam bahasa inggris, ada yang menyebutkan bahwa kemerdekaan itu dibagi menjadi dua yaitu independent dan freedom. Independent sendiri artinya tidak ketergantungan, sedangkan freedom artinya kebebasan atau kebebasan yang terikat. Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa untuk membentuk system pendidikan nasional setelah kemerdekaan itu ada 3, yaitu : 1) Berdiri sendiri , 2) tidak tergantung pada orang lain, 3) dapat mengatur diri sendiri. Jadi Kemerdekaan yang sesungguhnya adalah bukan berarti merdeka itu bebas, melainkan mengerti dan memahami batasan-batasan yang sudah ditentukan pada peraturan yang berlaku,tidak boleh melanggar batasan tersebut, karena apabila seseorang melanggar dari jalur yang sudah ditentukan maka akan membahayakan orang tersebut bahkan negaranya.
   Menurut saya, perkuliahan Pak Aniq adalah sebuah sistem perkuliahan yang baik, dimana kita sebagai mahasiswa bisa mengerti dan memahami apa yang disampaikan oleh beliau, karena beliau tidak hanya menjelaskan saja melainkan juga memberikan contoh yang berkaitan dengan penjelasan tersebut , jadi mahasiswa bisa memahami dengan baik. 
   Berhubung jam perkuliahan terbatas, maka perkuliahan di akhiri dan dilanjutkan lagi di pertemuan minggu depan yaitu hari  Selasa 9 Oktober 2018 . Demikian laporan reportase perkuliahan saya, sampai bertemu kembali di reportase selanjutnya..


Kamis, 27 September 2018

Reportase Perkuliahan Filsafat Pendidikan (1)

Nama : Nuari Nur Baeti
NPM   : 15120143
Kelas  : PGSD 7C

Reportase Perkuliahan Filsafat Pendidikan

   Semarang- Selasa, 24 September 2018 merupakan pertemuan kedua mata kuliah Filsafat Pendidikan. Mata kuliah ini diampu oleh Bapak Mohammad Aniq Khoirul Basya, S.Pd., M.Hum. Perkuliahan dimulai pada pukul 09.10 WIB di ruang GU 414 FIP, UPGRIS. 
   Kegiatan perkuliahan yang dilakukan oleh mahasiswa PGSD ini membahas materi mengenai Akal manusia dan Ilmiah (25/9). Apa itu akal? Akal adalah suatu peralatan rohaniah manusia yang bersifat mengikat atau misterius atau abstrak dan berfungsi untuk mengingat, menyimpulkan, menganalisis, menilai mana yang benar benar dan mana yang salah, baik dari pandangan pribadi ataupun orang lain.
  Manusia dan binatang punya tiga kesamaan, yakni memiliki jasad, ruh dan hawa nafsu namun antar manusia dan hewan itu memiliki perbedaan yakni manusia memiliki akal serta berbagai keragaman karakter yang dipengaruhi berbagai unsur dan susunan pembentuknya sedangkan hewan tidak memilikinya. Manusia diciptakan dari beberapa unsur yang terdiri dari tanah, api, air, udara. Unsur air sifatnya basah, unsur tanah sifatnya kering, unsur angin sifatnya dingin, unsur api sifatnya panas.  Akal hanya dimiliki oleh manusia saja atau dengan kata lain, hewan tidak memiliki akal dan tidak bisa menilai sendiri apakah tindakan yang dilakukannya itu tergolong benar atau salah. 
  Manusia diberi akal sehingga dapat menyerap ilmu yang didapatnya. Ilmu yang dimiliki ini memiliki kemampuan memahami, berfikir dan menalar yang yang dimanfaatkan manusia untuk mengubah dunia dengan berinovasi yang tadinya tradisional menjadi maju atau modern dan manusia juga dapat melakukan penelitian ilmiah.
   Apa itu ilmiah dan penelitian ilmiah? Ilmiah adalah segala sesuatu yang bersifat keilmuan, didasarkan pada ilmu pengetahuan atau memenuhi syarat atau kaidah ilmu pengetahuan dan diperoleh secara apa adanya berdasarkan obyek atau subyek yang dipilih. Sedangkan pengertian Penelitian ilmiah adalah rangkaian pengamatan yang sambung menyambung, berakumulasi dan melahirkan teori-teori yang mampu menjelaskan dan meramalkan fenomena-fenomena. Penelitian ilmiah juga menjadi salah satu cara untuk menjelaskan gejala-gejala alam, pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya.
    Menurut saya, perkuliahan Pak Aniq adalah sebuah sistem perkuliahan yang baik, dimana kita sebagai mahasiswa bisa mengerti dan memahami apa yang disampaikan oleh beliau, karena beliau tidak hanya menjelaskan saja melainkan juga memberikan contoh yang berkaitan dengan penjelasan tersebut , jadi mahasiswa bisa memahami dengan baik. 
   Berhubung jam perkuliahan terbatas, maka perkuliahan di akhiri dan dilanjutkan lagi di pertemuan minggu depan yaitu hari  Selasa 2 Oktober 2018 . Demikian laporan reportase perkuliahan saya, sampai bertemu kembali di reportase selanjutnya..

Artikel Terkait:

15120061 MUKHOLIFAH 
15120090 AHMAD NASIRUDIN 
15120101 AYU PUSVITA SARI  
15120103 IRWAN BUDHI PRASETYA
15120107 RANDY DWI SAPUTRO 
15120109 YUWENTI RIFALDIYAH 
15120110 IRMA RISTANTINA LUTHVIYANI (http://irmaristhvi97.blogspot.com/2018/09/reportase.html?m=1 )
15120111 YULIANA FITRI AMIN 
15120113 IKA SHOFWATUL MUNNA 
15120114 TYO NUR FIRMAN
15120116 WENY WIDYA 
15120117 SRI UTAMININGSIH 
15120121 TRISCA CAMELIA 
15120122 ERIN NOFAIDAH
15120126 SILVIA MARANTIKA 
15120133 DEA AYU APRELIA 
15120134 HIKMAH WIJI HASTUTI
15120136 NUR ADHA PRABA HANA PURI
15120139 DICKRI TIFANI BADI ()
15120142 ANIS MAULIDA
15120143 NUARI NUR BAETI
15120203 TEGUH ARIF PRASETYO 
15120204 NOOR KHOLIFAH SAIDAH 
15120229 ELA ATIKA
15120237 AYU INTAN TINA 
15120262 RARAS NOVIYANTI
15120266 NUR KHASANAH 
15120275 DWY AFITA SARI 
15120278 EVI ISTIANAH 
15120283 TEGGOEH SUSILO
15120284 FELLA SILKYANTI 
15120291 EL FRISA YUNITA ANINDYA 
15120474 DIMAS BUDY PRASETYO

Senin, 30 Oktober 2017

PUISI

Ku susuri lentara-lentera kecil di depanku
Yang terlihat menyinari gelapnya hari-hariku …
Kulalui jalanan-jalanan terjal dan berliku …
Penuh lubang-lubang kecil yang tak terlihat dimataku …

Melihat kehidupan yang penuh dengan keindahan …
Menggapai mimpi-mimpi yang membuaikan …
Sungguh tak mudah menahan godaan …
Yang terkadang membuat tak sabar menghadapi ujian …

Beban hidup terasa menindih …
Disaat problema menghantam dengan sedih …
Membuat jiwapun letih …
Menyendiri meratapi dan merintih …

Hidup memang tak mudah untuk di jalani
Tak semudah membalikkan telapak tangan dan jari
Tapi yakinlah bahwa bahwa kehidupan mempunyai arti
Janganlah sia-siakan dan janganlah disesali

Jalanilah hidup dengan tujuan
Meski harus melewati berjuta-juta rintangan
Kobarkanlah panji kemenangan
Kuatkanlah jiwa dengan doa dan harapan




Musikalisasi puisi ini menceritakan tentang seseorang yang sedang berjuang untuk menggapai mimpinya. Dia telah melewati hari harinya yang begitu suram dan berjalan melewati jalan terjal dan begitu berliku-liku. Dia menghadapi cobaan yg tdk pernah dia alami dan tidak pernah terpikirkan olehnya. Dia percaya suatu saat jika mimpi-mimpinya akan tercapai dengan begitu indah. Akan tetapi ditengah perjalanan perjuangannya dia merasa tidak sanggup menahan beban hidup ketika problema menghantam jiwanya yang letih. Namun dia tetap percaya membuat hidup haruslah dengan tujuan meskipun harus melewati batas batas rintangan. Ketika menggapai mimpi kuatkanlah jiwa dengan doa dan harapan. karena hidup tidak semudah membalikkan telapak tangan dan jari. Yakinlah bahwa hidup akan membuahkan hasil jika kita mau berusaha dan semangat untuk menggapai cita-cita yang telah kita impikan.