Kamis, 18 Oktober 2018

Reportase Perkuliahan Filsafat Pendidikan (3)

Nama : Nuari Nur Baeti
NPM  : 15120143
Kelas : PGSD 7C

Reportase Perkuliahan Filsafat Pendidikan

    Tanggal 16 Oktober merupakan pertemuan kelima Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Kegiatan perkuliahan yang dilakukan oleh mahasiswa PGSD ini diampu oleh Bapak Mohammad Aniq Khoirul Basya, S.Pd., M.Hum. Perkuliahan dimulai pada pukul 09.10 WIB di ruang GU 414 FIP, UPGRIS. 
Pada pertemuan kali ini Bapak Aniq membahas materi sebelumnya atau mereview dari pertemuan sebelumya yaitu membahas mengenai akal, pendidikan yang dibawa oleh Ki Hajar Dewantara dan manusia. Akal sebenarnya itu digunakan untuk memfungsikan otak kanan dan otak kiri itu, dimana akal ini yang menggerakkan otak ke arah realitas atau asma. Akal itu letaknya misterius tanpa ada yang tau letak sebenarnya akal itu dimana, namun semua orang mempercayainya.
    Pada diri manusia terdiri dari tiga macam yaitu Ruang, Roh, dan Jasad atau raga. Ruang sebenarnya ada pada diri manusia sendiri atau lebih cenderung pada sifat asli dari orang itu sendiri. Orang kalau disuruh untuk memperagakan sifat atau pemikiran dari dari orang lain itu membutuhkan waktu yang lama. Sedangkan orang itu atau dirinya sendiri itu bisa membayangkan yang lebih jauh sehingga bisa berimajinasi menjelajah kemana saja sesuai yang ada pada alam dalamnya orang itu sendiri. Raga manusia terdiri dari dua yaitu Raga Kasar yang berupa fisik dan Raga Halus yang berupa anggapan orang lain atau sifat.
   Pendidikan yang dibawa oleh Ki Hajar Dewantara adalah pendidikan kesadaran yang mana pendidikan itu dilakukan berdasarkan kebutuhan seseorang. Setiap orang memerlukan pendidikan baik itu pendidikan formal maupun informal. Manusia menurut Ki Hajar Dewantara yaitu manusia merupakan Titah Tuhan. Titah bisa dimaksudkan bahwa seseorang itu punya jejak atau punya landasan atau punya darah. Contohnya Puri titah Wonosobo berarti Puri ini berasal dari wonosobo atau keturunan dari wonosobo. Titah Tuhan maksudnya manusia itu manusia jangan lari atau menjauh dari Tuhannya yang mana manusia itu harus berhati-hati karena Tuhan selalu mengawasi manusia atau manusia selalu diawasi oleh Tuhannya. Manusia diciptakan diakhir setelah semesta alam diciptakan, tujuannya supaya manusia merangkul semuanya. Tujuan untuk merangkul semua dialam semesta ini karena manusia diciptakan memiliki akal, hati dan nafsu yang berguna untuk merangkul atau mengelola semesta alam ini dengan sebaik-baiknya.  
   Menurut saya, perkuliahan Pak Aniq adalah sebuah sistem perkuliahan yang baik, dimana kita sebagai mahasiswa bisa mengerti dan memahami apa yang disampaikan oleh beliau, karena beliau tidak hanya menjelaskan saja melainkan juga memberikan contoh yang berkaitan dengan penjelasan tersebut , jadi mahasiswa bisa memahami dengan baik. 
   Berhubung jam perkuliahan terbatas, maka perkuliahan di akhiri dan dilanjutkan lagi di pertemuan minggu depan yaitu hari  Selasa 23 Oktober 2018 . Demikian laporan reportase perkuliahan saya, sampai bertemu kembali di reportase selanjutnya..



Jumat, 05 Oktober 2018

Reportase Perkuliahan Filsafat Pendidikan (2)


Nama : Nuari Nur Baeti
NPM   : 15120143
Kelas  : PGSD 7C
Reportase Perkuliahan Filsafat Pendidikan

   Semarang- Selasa 2 Oktober 2018 merupakan pertemuan ketiga mata kuliah Filsafat Pendidikan. Kegiatan perkuliahan yang dilakukan oleh mahasiswa PGSD ini diampu oleh Bapak Mohammad Aniq Khoirul Basya, S.Pd., M.Hum. Perkuliahan dimulai pada pukul 09.10 WIB di ruang GU 414 FIP, UPGRIS. 
   Pada perkuliahan ini Bapak Aniq membahas materi mengenai Pendidikan Nasional. Siapa tokoh Indonesia dibidang Pendidikan ini? Ki Hajar Dewantara merupakan tokoh pendidikan Indonesia atau biasa disebut dengan Bapak Pendidikan Indonesia. Nama asli Ki Hajar Dewantara ini adalah Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Mengapa Ki Hajar Dewantara ini tidak menggunakan nama aslinya? Karena pada saat itu Ki Hajar Dewantara ini tidak ingin semua orang tau kalau beliau dari keturunan ningrat.
   Apa itu Pendidikan Nasional? Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berasal dari rasa kemerdekaan yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam bahasa inggris, ada yang menyebutkan bahwa kemerdekaan itu dibagi menjadi dua yaitu independent dan freedom. Independent sendiri artinya tidak ketergantungan, sedangkan freedom artinya kebebasan atau kebebasan yang terikat. Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa untuk membentuk system pendidikan nasional setelah kemerdekaan itu ada 3, yaitu : 1) Berdiri sendiri , 2) tidak tergantung pada orang lain, 3) dapat mengatur diri sendiri. Jadi Kemerdekaan yang sesungguhnya adalah bukan berarti merdeka itu bebas, melainkan mengerti dan memahami batasan-batasan yang sudah ditentukan pada peraturan yang berlaku,tidak boleh melanggar batasan tersebut, karena apabila seseorang melanggar dari jalur yang sudah ditentukan maka akan membahayakan orang tersebut bahkan negaranya.
   Menurut saya, perkuliahan Pak Aniq adalah sebuah sistem perkuliahan yang baik, dimana kita sebagai mahasiswa bisa mengerti dan memahami apa yang disampaikan oleh beliau, karena beliau tidak hanya menjelaskan saja melainkan juga memberikan contoh yang berkaitan dengan penjelasan tersebut , jadi mahasiswa bisa memahami dengan baik. 
   Berhubung jam perkuliahan terbatas, maka perkuliahan di akhiri dan dilanjutkan lagi di pertemuan minggu depan yaitu hari  Selasa 9 Oktober 2018 . Demikian laporan reportase perkuliahan saya, sampai bertemu kembali di reportase selanjutnya..